Sabtu, 24 Maret 2012

PERBAIKAN PENDIDIKAN = PERBAIKAN INDONESIA

PERBAIKAN PENDIDIKAN = PERBAIKAN INDONESIA
"Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan, dalam memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia" (Daoed Joesoef)
Pasca kekalahan Jepang di perang dunia ke-2 akibat dijatuhkannya bom di Hiroshima dan Nagasaki, Hirohito, Kaisar Jepang pada masa itu memanggil para pembantunya untuk membicarakan masa depan negeri mereka. Pertanyaan yang pertama kali diajukan adalah “Ada berapa guru yang tersisa saat ini?”
Bukan kerugian finansial yang dikhawatirkan Hirohito, tapi jumlah guru yang tersisa. Apa yang ditanyakan Hirohito adalah gambaran betapa pentingnya pendidikan untuk membangun sebuah bangsa. Sudah menjadi harga mati kalau pendidikan adalah investasi jangka panjang. Ia adalah fondasi suatu bangsa yang hasilnya baru bisa dinikmati beberapa dekade kemudian.
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang paling mendasar dalam kehidupan kita karena pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang  Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertangung jawab.
Pendidikan adalah suatu proses transfer of knowledge yang dilakukan oleh guru/dosen kepada anak didiknya. Selain itu, pendidikan adalah alat untuk mengubah cara berpikir kita dari cara berpikir tradisional ke cara berpikir ilmiah (Djohar, 2003).
Lihat Jepang sekarang, usai Perang Dunia II, Jepang baru mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, dan menempatkan Jepang sebagai kekuatan ekonomi terbesar nomor dua di dunia, dengan rata-rata pertumbuhan produk domestik bruto sebesar 10 persen per tahun selama empat dekade. Sebagai negara maju di bidang ekonomi, Jepang memiliki produk domestik bruto terbesar nomor dua setelah Amerika Serikat, dan masuk dalam urutan tiga besar dalam keseimbangan kemampuan berbelanja.
Mengapa bisa? Jepang menghargai guru, mereka menomorsatukan pendidikan. Saya tidak sedang mengelu-elukan Jepang. Tapi hanya memberi sedikit gambaran bahwa Negara yang memperhatikan pendidikan, terbukti maju.

ANTARA UANG & CINTA

Uang, uang, uang, uang. Uang bertebaran, laksana daun.
Mudah datang mudah pergi. Seperti bergantinya musim.
Uang menjadi sumber pertikaian, perkelahian, dan keserakahan.
Tangis bisa terjadi. Gembira bisa bermakna.
Adapun uang menjadi tuan atas kita. Memperbudak kita untuk mengejarnya.
Oh..uang.

Minggu, 15 Januari 2012

Prakata Laluan

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Selamat Datang sahabat FITRAH yang berbahagia di manapun kalian berada. Semoga sahabat-sahabat sekalian tetap dalam lindungan Allah Sang Penguasa Agung. tidak terasa hari semakin lalu tanpa kenal rasa kasihan, karena bagi mereka yang lemah dan hanya bersandar pada ketidak mampuan dalam bergerak, maka dia harus bersiap tergilas oleh waktu.

Sahabat sekalian, kini saatnya kita bergerak bersama, memulai lagi rasa persaudaraan kita untuk membangkitkan sikap sosialisasi yang terasa semakin memudar. paling tidak, kita mulai dari diri sendiri untuk tetap sadar bahwa selama 3-6 tahun, atau bahkan lebih, kita digodog dan digoreng oleh ustadz-ustadzah yang begitu antusias mengajar kita di lembaga tercinta Tarbiyatut Tholabah. nah, untuk tetap menghormati jasa-jasa mereka, juga sebagai rasa terima kasih kita terhadap lembaga yang telah meluluskan kita, di sinilah sikap kita diuji, seberapa jauh kah rasa kita memiliki dan peduli terhadap Almamater kita yang paling banyak memberikan kenangan. karena kita telah yakin bahwa sampai kapan pun tidak akan ada mantan orang tua dan guru.